Cara Membedakan Pantun dengan Syair

Hatiku selalu berdoa
Menemukan sebuah jiwa
Penuh cinta serta setia
Hidup tentram bersama-sama

Jika cinta berbelah bagi
Akan sakit rasa di hati
Bagai sembilu bagaikan duri
Lukanya perih berhari-hari

Jika ada yang setia
Aku berusaha senantiasa
Menjaga kepercayaannya
Menjalin cinta tanpa cidera

Jika ada yang penuh kasih
Aku berikan sepenuh hati
Segenap cinta nan berseri
Hidup selalu di musim semi

+ + + + + + + + + + + + +  +

Nah, sudah dibaca kan bait-bait di atas? Itu adalah contoh dari syair. Seperti yang telah Gina jelaskan pada artikel sebelumnya, syair merupakan salah satu jenis puisi lama. 

Sekarang baca lagi bait-bait di bawah ini.

==========================
Apa tanda negeri yang aman
Rakyatnya cukup pangan dan papan
Apa tanda gadis budiman
Orangnya baik lakunya sopan

Apa tanda akan sembayang
Mengambil wudhu di pancuran
Apa tanda gadis penyayang
Hatinya lembut penuh perhatian
==========================

Dua bait di atas adalah contoh dari pantun. Sebenarnya kita sudah tahu mana yang pantun dan mana yang syair. Hanya saja apabila ditanyakan apa perbedaan antara pantun dan syair, mungkin tidak semua serta merta dapat menjawab dengan benar. 

Oleh sebab itu, kali Gina akan memaparkan perbedaan pantun dengan syair. 

Perbedaan utama:
  • Pantun terdiri dari sampiran dan isi
  • Syair tidak memiliki sampiran
Pantun adalah satu-satunya bentuk puisi dimana strukturnya terdiri dari sampiran dan isi. Sampiran - disebut juga pembayang - merupakan baris-baris yang membentuk rima. Rima inilah yang menciptakan keindahan bunyi pada pantun. 
  • Satu bait dalam pantun terdiri dari baris yang tidak berkaitan secara makna
  • Satu bait dalam syair merupakan satu kesatuan.
Dalam pantun, sampiran tidak berhubungan dengan isi. Meskipun tidak ada hubungan secara langsung, biasanya ada tanda-tanda tersirat yang berhubungan dengan isi. 

Perhatikan pantun di bawah ini.

Apa tanda negeri yang aman
Rakyatnya cukup pangan dan papan
Apa tanda gadis budiman
Orangnya baik lakunya sopan

Baris pertama dan kedua sebagai sampiran tidak memiliki hubungan dengan baris ketiga dan keempat yang merupakan isi pantun.

Namun demikian, pada bait pantun tersebut dikemukakan bahwasannya segala sesuatu memiliki tanda. Negeri yang aman memiliki tanda. Begitu juga, seseorang yang budiman ada tandanya.

Dari tanda-tanda tersebutlah kita mengetahui apakah suatu negeri aman ataukah tidak; apakah seseorang itu budiman ataukah tidak. 

Oke, cukup sampai di sini. Gina harap kita sudah lebih mengerti perbedaan antara pantun dan syair.
Iklan

Terkait: