Macam Macam Puisi Lama

Kali ini Gina ingin menulis tentang macam-macam puisi. Mudah-mudahan saja ada yang mengambil manfaat dari tulisan Gina ini. 

Berdasarkan zamannya, puisi dapat dibagi menjadi:
  1. Puisi Lama
  2. Puisi Baru
  3. Puisi Modern
PUISI LAMA

Nusantara memiliki berbagai macam bentuk puisi lama. Tetapi intinya terbagi menjadi dua. 
  • Mantra
  • Bidal / atau Peribahasa
  • Pantun
  • Syair
  • Gurindam
Pengertian Mantra

Mantra ialah kata-kata yang mengandung hikmat dan kekuatan gaib. Para ahli memasukan mantra ke dalam bentuk puisi, mungkin, karena susunan mantra memiliki unsur estetika/seni. 

Apa tujuan mantra? 

Berbeda dengan bentuk puisi lainnya, mantra digunakan atau diucapkan hanya waktu-waktu tertentu saja. Dalam masyarakat Melayu, mantra dipercaya memiliki kekuatan magis.

Kekuatan ini bisa digunakan untuk sesuatu yang baik maupun yang jahat. Misalnya untuk menyembuhkan penyakit, mengusir binatang buas, atau mendapatkan kesaktian. 

Beberapa contoh mantra yang terkenal di adat Melayu adalah mantra orang menyadap nira, mantra pengobat sakit perut, mantra pengusir babi, mantra penahan kulit (kebal), dan lain sebagainya.

Masyarakat suku Jawa juga memiliki mantra-mantra tertentu. Mereka biasanya menggunakan mantra untuk menggunakan ajian, sebuah ilmu kesaktian. Misalnya ajian Brajamusti. Ajian ini sendiri konon digunakan untuk mengalahkan musuh dalam suatu pertempuran. 

Pengertian Bidal

Bentuk puisi lama berikutnya adalah bidal. Bidal merupakan peribahasa karena didalamnya terdapat unsur seni yang tinggi. Bidal memiliki berbagai macam, di antaranya:
  1. Pepatah
  2. Ungkapan
  3. Perumpamaan
  4. Tamsil/Ibarat
  5. Pameo
a. Pepatah

Pepatah adalah kiasan yang dinyatakan dengan kalimat. Dengan menggunakan pepatah, orang bisa mengkiaskan suatu keadaan ataupun kelakuan. 

Contohnya. Orang yang kurang ilmu biasanya lebih banyak mengumbar kata-kata. Mereka banyak bicara tentang berbagai hal untuk menutupi kebodohannya. 

Hal seperti itu memiliki kesamaan dengan sifat air di sungai yang dangkal. Sungai yang dangkal menghasilkan riak-riak dan selalu bersuara. 

Karena adanya kesamaan antara perilaku seseorang dengan sifat sungai dangkal, maka terciptalah pepatah "Air beriak tanda tak dalam."

b. Ungkapan

Ungkapan adalah kiasan mengenai suatu kelakuan seseorang dalam sepatah kata yang merupakan bagian dari kalimat. Ungkapan biasanya kita dengar dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan karena terlalu seringnya, kita menganggapnya bukan sebagai bagian dari sastra.

Contoh ungkapan.

  • Pemimpin itu bertangan besi
  • Kami keletihan ketika sampai di kaki gunung.
  • Dia memang panjang akalnya. 
Apa arti dari tangan besi? Artinya keras dalam melakukan kehendak hatinya.
Kaki gunung? Kita tidak pernah menyadari bahwa kata "kaki gunung" merupakan sebuah ungkapan. Ungkapan ini menggambarkan daerah tepat di bawah gunung. 

c. Perumpamaan

Arti dari perumpaan adalah kalimat yang mengungkapkan keadaan atau kelakuan seseorang dengan mengambil perbandingan dari alam sekitarnya. 

Dalam masyarakat Melayu ada perumpaan yang sangat terkenal ketika seseorang menginginkan sesuatu yang mustahil tercapai. "Bagai pungguk merindukan bulan."

Kita bisa membuat perumpaan untuk kejadian atau keadaan sehari-hari. Perumpaan sangat dipengaruhi oleh alam sekitar. Perumpaan dari masyarakat petani akan berbeda dengan masyarakat yang hidup di pantai. 

Begitu pula, masyarakat yang hidup di daerah pegunungan akan memiliki perumpaan yang berbeda pula. 

Contoh perumpaan dari masyarakat petani.
  • Padi kutanam tumbuh ilalang.
Contoh perumpaan dari masyarakat nelayan.
  • Sekali layar terkembang, pantang surut ke belakang. 
d. Tamsil

Tamsil hampir sama dengan perumpaan. Hanya saja ada bagian kalimat yang menjelaskan perumpamaan tersebut. 

Contoh tamsil
  • Bagaikan padi, makin berisi makin tunduk
  • Bagaikan burung dalam sangkar, mata terlepas badan terkurung.
e. Pameo

Pameo semacam slogan yang mengandung semangat atau ejekan yang populer dalam kehidupan sehari-hari. 

Contoh pameo
  • Sekali merdeka tetap merdeka
  • Merdeka atau mati
Pantun

Pantun merupakan bagian sastra lama yang hingga kini masih banyak digemari. Bentuk sastra ini menyebar hampir di seluruh nusantara dengan berbagai bahasa daerah masing-masing. 

Salah satu suku yang paling menghidupkan tradisi pantun adalah suku Melayu. Pantun bisa dikatakan sebagai jati diri Melayu. Pantun bukan sekedar hiburan, tetapi pantun mengisi hampir di seluruh sendi kehidupan suku Melayu. 

Baca juga ya artikel tentang Klasifikasi Jenis-Jenis Pantun di blog Gina ini. Ada pengklasifikasian berdasarkan isi, bentuk, dan larik atau baris. Temukan juga contoh-contoh dari masing-masing jenis pantun tersebut.

Syair

Syair berasal dari kata Arab, yakni "syu ur" yang artinya perasaan. Syair merupakan puisi lama dengan irama /a a a a/ 

Syair sendiri memiliki beragam jenis. Ada syair yang merupakan dongeng, kiasan, sindiran, hikayat, kejadian, agama, dan budi pekerti. 

Gurindam

Gurindam hampir sama dengan bentuk puisi lama Jepang yang bernama taiko. Bentuknya pendek namun sangat estetis. Bagi Gina sendiri, gurindam merupakan intisari bentuk dari syair dan pantun. 

Di bawah ini contoh gurindam
  • Siapa suka bermaksiat, tentu menyesal di akhirat
  • Siapa ikhlas beribadat, niscaya bahagia dunia akhirat.

Iklan

Terkait: